Joko Widodo
Joko Widodo |
|
Presiden
Indonesia ke-7
|
|
Mulai
menjabat
20 Oktober 2014 |
|
Wakil Presiden
|
|
Didahului oleh
|
|
Gubernur
DKI Jakarta ke-16
|
|
Masa
jabatan
15 Oktober 2012 – 16 Oktober 2014 |
|
Presiden
|
|
Didahului oleh
|
|
Digantikan oleh
|
Basuki
Tjahaja Purnama (Pelaksana
Tugas)
|
Wali Kota Surakarta ke-16
|
|
Penguasa monarki
|
|
Presiden
|
|
Gubernur
|
|
Wakil
|
|
Didahului oleh
|
|
Digantikan oleh
|
|
Informasi
pribadi
|
|
Lahir
|
|
Kebangsaan
|
|
Partai politik
|
|
Suami/istri
|
|
Anak
|
|
Pekerjaan
|
|
Agama
|
|
Tanda tangan
|
|
Ir. H. Joko Widodo (Jawa Latin: Jaka
Widada, Hanacaraka: ꦗꦏꦮꦶꦢꦢ) atau yang akrab disapa Jokowi (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961; umur 53 tahun) adalah Presiden
Indonesia ke-7 yang menjabat sejak 20 Oktober 2014. Ia terpilih bersama Wakil
Presiden Muhammad
Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden 2014. Jokowi pernah menjabat
sebagai Gubernur
DKI Jakarta sejak 15 Oktober
2012 hingga 16 Oktober 2014 didampingi Basuki
Tjahaja Purnama sebagai wakil gubernur dan Wali Kota Surakarta
(Solo) sejak 28 Juli 2005 sampai 1 Oktober 2012 didampingi F.X.
Hadi Rudyatmo sebagai wakil wali kota.[4] Dua tahun
sementara menjalani periode keduanya di Solo, Jokowi ditunjuk oleh partainya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
untuk memasuki pemilihan Gubernur DKI Jakarta bersama dengan Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok).[5]
Walaupun rumahnya
pernah digusur sebanyak tiga kali saat masa kecil,[6] ia mampu diterima
di Fakultas Kehutanan Universitas
Gajah Mada dan setelah lulus berhasil menjadi pengusaha mebel.[6] Setelah itu,
karier politiknya dimulai dengan menjadi Wali Kota Surakarta pada tahun 2005.[7] Namanya mulai
dikenal setelah dianggap berhasil mengubah wajah kota Surakarta menjadi kota
pariwisata, budaya, dan batik.[8] Pada tanggal 20
September 2012, Jokowi berhasil memenangkan Pilkada Jakarta 2012, dan kemenangannya
dianggap mencerminkan dukungan populer untuk seorang pemimpin yang
"baru" dan "bersih", meskipun umurnya sudah lebih dari lima
puluh tahun.[9]
Semenjak terpilih
sebagai gubernur, popularitasnya terus melambung tinggi dan ia terus menjadi
sorotan media.[10][11] Akibatnya,
muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden untuk pemilihan umum presiden Indonesia 2014.[12] Ditambah lagi,
hasil survei menunjukkan bahwa nama Jokowi terus diunggulkan.[13] Pada awalnya,
Ketua Umum PDI-P, Megawati
Soekarnoputri menyatakan bahwa ia tidak akan mengumumkan Calon
Presiden PDI-P sampai setelah pemilihan umum legislatif 9 April 2014.[14] Namun, pada
tanggal 14 Maret 2014, Jokowi telah menerima mandat dari Megawati untuk maju
sebagai calon presiden dari PDI-P, tiga minggu sebelum pemilihan umum
legislatif dan dua hari sebelum kampanye.[15]
Masa
kecil dan keluarga
Joko Widodo bersama ibunya,
Sudjiatmi Notomihardjo (kanan), dan adik-adiknya di 'Rumah Saya', Pasar Minggu,
Jakarta Selatan, Kamis, 20 September 2012 pada saat pencalonan gubernur DKI
Jakarta.
Joko Widodo lahir
dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo dan merupakan anak sulung
dan putra satu-satunya dari empat bersaudara. Ia memiliki tiga orang adik
perempuan bernama Iit Sriyantini, Ida Yati dan Titik Relawati[16] Sebelum berganti
nama, Joko Widodo memiliki nama kecil Mulyono.[17] Ayahnya berasal
dari Karanganyar, sementara
kakek dan neneknya berasal dari sebuah desa di Boyolali.[18] Pendidikannya
diawali dengan masuk SD Negeri 111 Tirtoyoso yang dikenal sebagai sekolah untuk
kalangan menengah ke bawah.[19]
Dengan kesulitan
hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang, mengojek payung, dan jadi kuli
panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan sehari-hari.
Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan
kaki. Mewarisi keahlian bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai bekerja sebagai
penggergaji di umur 12 tahun[6][20]. Jokowi kecil
telah mengalami penggusuran rumah sebanyak tiga kali. Penggusuran yang
dialaminya sebanyak tiga kali di masa kecil memengaruhi cara berpikirnya dan
kepemimpinannya kelak setelah menjadi Wali Kota Surakarta saat harus
menertibkan permukiman warga.[21]
Setelah lulus SD, ia
kemudian melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 1 Surakarta.[22] Ketika ia lulus
SMP, ia sempat ingin masuk ke SMA
Negeri 1 Surakarta, namun gagal sehingga pada akhirnya ia masuk ke SMA
Negeri 6 Surakarta.[23]
Jokowi menikah dengan
Iriana di Solo, tanggal 24
Desember 1986, dan memiliki 3 orang anak, yaitu Gibran Rakabuming Raka (1988),
Kahiyang Ayu (1991), dan Kaesang Pangarep (1995).
Masa
kuliah dan berwirausaha
Dengan kemampuan
akademis yang dimiliki, ia diterima di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas
Gajah Mada. Kesempatan ini dimanfaatkannya untuk belajar struktur
kayu, pemanfaatan, dan teknologinya. Ia berhasil menyelesaikan pendidikannya
dengan judul skripsi "Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada
Pemakaian Akhir di Kodya Surakarta".
Setelah lulus pada
1985, ia bekerja di BUMN PT Kertas Kraft Aceh, dan
ditempatkan di area Hutan Pinus Merkusii di Dataran
Tinggi Gayo, Aceh Tengah.
Namun ia merasa tidak betah dan pulang menyusul istrinya yang sedang hamil
tujuh bulan. Ia bertekad berbisnis di bidang kayu dan bekerja di usaha milik
Pakdenya, Miyono, di bawah bendera CV Roda Jati. Pada tahun 1988, ia
memberanikan diri membuka usaha sendiri dengan nama CV Rakabu, yang diambil
dari nama anak pertamanya. Usahanya sempat berjaya dan juga naik turun karena
tertipu pesanan yang akhirnya tidak dibayar. Namun pada tahun 1990 ia bangkit
kembali dengan pinjaman modal Rp 30 juta dari Ibunya.[24]
Usaha ini membawanya
bertemu Micl Romaknan, yang akhirnya memberinya panggilan yang populer hingga
kini, "Jokowi". Dengan kejujuran dan kerja kerasnya, ia mendapat
kepercayaan dan bisa berkeliling Eropa yang membuka matanya. Pengaturan kota
yang baik di Eropa menjadi inspirasinya untuk diterapkan di Solo dan
menginspirasinya untuk memasuki dunia politik. Ia ingin menerapkan kepemimpinan
manusiawi dan mewujudkan kota yang bersahabat untuk penghuninya yaitu daerah
Surakarta.[20]
Kiprah
politik
Wali
Kota Surakarta
Pada pilkada kota
Solo pada tahun 2005, Jokowi diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)
dan Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk maju sebagai calon wali kota
Surakarta. Ia berhasil memenangkan pemilihan tersebut dengan persentase suara
sebesar 36,62%.[7] Setelah terpilih,
dengan berbagai pengalaman di masa muda, ia mengembangkan Solo yang sebelumnya
buruk penataannya dan menghadapi berbagai penolakan masyarakat untuk
ditertibkan. Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan dan menjadi
kajian di universitas luar negeri.[8] Berkat
pencapaiannya ini Jokowi terpilih kembali sebagai Wali Kota Surakarta pada
tahun 2010 dengan persentase suara sebesar 90,09%.[25]
Di bawah
kepemimpinannya, bus Batik Solo Trans diperkenalkan,[26] berbagai kawasan
seperti Jalan Slamet Riyadi dan Ngarsopuro diremajakan,[27] dan Solo menjadi
tuan rumah berbagai acara internasional.[27] Selain itu,
Jokowi juga dikenal akan pendekatannya dalam merelokasi pedagang kaki lima yang
"memanusiakan manusia".[28] Berkat
pencapaiannya ini, pada tahun 2010 ia terpilih lagi dengan suara melebihi 90%.[25] Kemudian, pada
tahun 2012, ia dicalonkan oleh PDI-P sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.[5]
Rebranding Solo
Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui slogan Kota Solo yaitu "Solo:
The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk
ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman
Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau
terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik,
melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal)
dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh
pengelolanya, dijadikannya taman.[27] Jokowi juga tak
segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya.[29]
Rebranding ini turut didukung dengan pengembangan citra kota
Solo sebagai "kota budaya" dan "kota batik". Pada tahun
2011, misalnya, Solo menjadi ibukota batik Indonesia.[30] Selain itu,
sejak tahun 2008, kota Solo setiap tahunnya selalu mengadakan Solo Batik
Carnival.[31] Di bawah
kepemimpinan Jokowi pula kota Solo dikembangkan sebagai kota MICE, yang merupakan singkatan dari meetings
(pertemuan), incentives (insentif), conferencing (konferensi),
dan exhibitions (pameran).[27] Sebagai tindak
lanjut branding, Jokowi aktif melakukan pendekatan kepada para penanam
modal, terutama pengembang properti untuk menyediakan fasilitas konvensi dan
hotel.[27] Ia juga
mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia
dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan
Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober
2008 ini. Pada tahun 2007, Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival
Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng
Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan
perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran. Selain itu,
Solo menjadi tuan rumah Euro-Asia World Heritage Cities Conference and
Exhibition pada tahun 2008, Solo International Ethnic Music Festival
(SIEM) pada tahun 2007 dan 2008 dan International Performing Arts Festival
pada tahun 2009.[27]
Mendamaikan
Keraton Surakarta
Pada tanggal 11 Juni
2004, Paku
Buwono XII wafat tanpa sempat menunjuk permaisuri maupun putera
mahkota, sehingga terjadi pertentangan antara kedua putranya, Sampeyan Dalem
Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan (SDISKS) Paku Buwono XIII dan Kanjeng Gusti
Pangeran Haryo (KGPH) Panembahan Agung Tedjowulan. Selama tujuh tahun ada dua
raja yang ditunjuk oleh kedua pihak di dalam satu Keraton.[32]
Konflik ini akhirnya
mendorong campur tangan pemerintah Republik Indonesia dengan menawarkan
dualisme kepemimpinan, dengan Paku Buwono XIII sebagai Raja dan KGPH Panembahan
Agung Tedjowulan sebagai wakil atau Mahapatih. Penandatanganan kesepahaman ini
didukung oleh empat perwakilan menteri, yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pekerjaan Umum serta Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif. Namun konflik belum selesai karena beberapa keluarga keraton
masih menolak penyatuan ini.[33]
Puncaknya adalah
penolakan atas Raja dan Mahapatih untuk memasuki Keraton pada tanggal 25 Mei
2012. Keduanya dicegat di pintu utama Keraton di Korikamandoengan.[34] Jokowi akhirnya
berperan menyatukan kembali perpecahan ini setelah delapan bulan menemui satu
per satu pihak keraton yang terlibat dalam pertentangan.[35] Pada tanggal 4
Juni 2012 akhirnya Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan berakhirnya konflik
Keraton Surakarta yang didukung oleh pernyataan kesediaan melepas gelar oleh
Panembahan Agung Tedjowulan, serta kesiapan kedua keluarga untuk melakukan
rekonsiliasi.[33]
Penataan
pedagang kaki lima
Program yang
mencuatkan namanya selama menjadi Wali Kota Solo adalah pembenahan pasar dan
pedagang kaki lima. Salah satu contohnya adalah pedagang kaki lima di Monumen
45 Banjarsari. Jokowi menggunakan pendengkatan nguwonke wong atau
memanusiakan manusia sehingga tidak memaksa atau pun menggusur pedagang,
sebaliknya mengedepankan dialog dan makan siang bersama agar pedagang mulai
berani menumpahkan keluhannya langsung. Selain itu, dibuka pula jalur diskusi
di mana saja, seperti di Balai Kota, warung, wedangan, pinggir jalan, hingga di
Loji Gandrung.[28]
Setelah 54 kali sesi
makan siang bersama selama 7 bulan, pedagang mulai luluh dan Pemerintah Kota
Solo mengistimewakan para pedagang yang bersedia pindah dengan membuatkan
arak-arakan hingga ke tempat baru.[28]
Konflik
dengan Gubernur Jawa Tengah
Pada Juni 2011, Joko
Widodo menolak pendirian mal di lokasi bekas pabrik
es Saripetojo untuk membatasi maraknya pasar modern dan melindungi pasar
tradisional.[36] Kebijakan
pendirian mal ini merupakan kebijakan dari Gubernur
Jawa Tengah Bibit
Waluyo,[36] sehingga Bibit
mengatakan Jokowi "bodoh" karena menentang kebijakan gubernur.[36] Pernyataan
tersebut memicu reaksi keras dari warga Solo, yang bahkan menolak kehadirannya
di kota Surakarta.[37] Jokowi sendiri
menanggapi dengan santai, dan menyatakan bahwa "saya itu memang masih
bodoh. Masih harus banyak belajar ke banyak orang".[36]
Pembenahan
transportasi umum
Untuk urusan
transportasi umum, berbagai jenis angkutan telah direalisasikan, seperti Batik Solo Trans yang
merupakan bus yang beroperasi di dalam kota dan menghubungkan kota Solo dengan Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo.[26] Untuk
mengintegrasi sistem transportasi, pemerintah Solo dan Yogyakarta menandatangani Nota kesepahaman terkait
penggunaan kartu pintar pada Kereta api Prambanan Ekspres yang menghubungkan kedua kota
tersebut yang dapat digunakan pula pada Batik Solo Trans dan Trans Jogja.[26]
Jokowi pada tahun
2009 juga meluncurkan kereta wisata peninggalan Belanda yang disebut Sepur Kluthuk Jaladara. Kereta yang
dibuat pada tahun 1896 dan menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar ini
melintasi Kantor Wali Kota Surakarta, Loji Gandrung, Museum Radi Pustaka, Museum
Batik Danar Hadi, dan Stasiun Sanggrah, sebelum akhirnya kembali ke Stasiun Purwosari.[38] Selain itu, pada
20 Februari 2011, bus tingkat Werkudara juga dioperasikan dan segera menjadi
salah satu ikon kota Solo yang sampai sekarang dilestarikan.[39]
Pada Juli 2011,
Jokowi meluncurkan Railbus
Batara Kresna yang melayani rute Sukoharjo-Surakarta. Railbus
yang mulai dioperasikan pada Agustus 2012 ini dibuat oleh PT INKA. Namun, pada
November 2012, railbus ini tidak berjalan lagi karena mengalami
kerugian, dan permintaan subsidi oleh Wali Kota Solo saat itu F.X. Hadi
Rudyatmo ditolak oleh DPRD Surakarta.[40]
Hari
bebas kendaraan bermotor
Pada tahun 2010,
Jokowi menggagas hari bebas kendaraan bermotor di sepanjang Jalan Slamet Riyadi setiap hari Minggu dari pukul 6 hingga 9
pagi, walaupun jalanan sudah didatangi pejalan kaki dari pukul 5 pagi.[41] Selain itu, pada
hari Sabtu 31 Desember 2011 dan Minggu 1 Januari 2012, kota Surakarta berhasil
mengadakan malam bebas kendaraan bermotor pertama di Indonesia.[42]
Pembenahan
pendidikan dan kesehatan
Di Solo, Jokowi
menetapkan program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Solo
(PKMS) dan Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota
Solo (BPMKS).[43] Program PKMS
menyediakan layanan kesehatan gratis untuk rakyat miskin di Solo.[44] Pemegang kartu
PKMS terdiri dari dua kelas, yaitu "Gold" dan "Silver".[44] Kelas
"Gold" diberikan untuk warga yang benar-benar miskin (sehingga semua
biaya kesehatannya ditanggung pemerintah), sementara warga kota yang belum
mempunyai jaminan kesehatan mendapatkan kelas "Silver".[44] Sementara itu,
kartu BPMKS diberikan kepada siswa SD dan SMP di Solo yang miskin agar dapat
mengenyam pendidikan tanpa dipungut biaya (baik iuran bulanan maupun biaya
operasional) di sekolah negeri atau swasta.[45] Terdapat tiga
jenis kartu, yaitu "Platinum", "Gold", dan
"Silver".[45] Kartu Platinum
diberikan untuk siswa yang bersekolah di sekolah plus (sekolah gratis dari
program pendidikan di Solo), sementara kartu Gold diberikan kepada warga miskin
dan kartu Silver untuk warga mampu.[45] Pemegang kartu
Platinum dibebaskan dari iuran bulanan, uang gedung, dan biaya pribadi seperti
tas, sepatu, buku, sementara pemegang kartu Gold dibebaskan dari biaya
operasional dan pemegang kartu Silver diperlakukan seperti pemegang kartu Gold.[45] Namun,
pembebasan biaya tidak berlaku untuk siswa SMA dan SMK, walaupun mereka akan
disubsidi sebesar 50%.[45]
Beberapa peninggalan Jokowi di
Solo. Dari kiri atas searah jarum jam: Pasar Windujenar, Omah Sinten di kawasan
Ngarsopuro yang telah diperbaharui, Halte Bus Batik Trans Solo di Jalan Slamet
Riyadi, dan pintu masuk ke Taman Sriwedari yang telah diremajakan.
Selama enam bulan
pertama tahun 2012, 15.235 kartu PKMS Silver dan 47.940 kartu PKMS Gold
dibagikan kepada rakyat Solo dengan biaya Rp 10,9 miliar, sehingga pada saat
itu terdapat 221.722 kartu PKMS Silver dan 14.181 kartu PKMS Gold yang telah
didistribusikan.[43]
Solo
Techno Park dan Mobil Esemka
Pada masa
kepemimpinan Jokowi, terus melakukan pembangunan Solo Techno Park diselesaikan.
Kompleks yang dibangun di wilayah seluas 7,1 hektare di Jebres ini dimaksudkan sebagai tempat
produksi dan pelatihan teknik.[46] Pada tahun 2012,
Jokowi menjadikan Esemka (yang merupakan
mobil rakitan siswa-siswa Sekolah
Menengah Kejuruan) sebagai mobil dinas resmi Jokowi.[47] Inisiatif Jokowi
membuat Esemka mendapat perhatian media nasional.[47] Solo Techno Park
sendiri akan dijadikan sebagai pusat produksi massal mobil Esemka.[46] Namun, mobil ini
tidak lolos uji kelayakan nasional,[46] sehingga proyek
tersebut mangkrak dan lembaga Solo Techno Park pada tahun 2014 memproduksi
mesin cetak digital.[48]
Pada tahun 2011,
Jokowi juga menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan
Direktur Utama PT GMF AeroAsia Richard Budihadianto mengenai pengembangan
kemampuan penyediaan sumber daya manusia dalam bidang perawatan pesawat
terbang, sehingga Solo Techno Park menjadi tempat pelatihan teknisi pesawat
terbang.[49]
Peninggalan
lain
Pada 13 April 2008,
Jokowi mendirikan tempat wisata kuliner malam di Solo yang disebut Galabo (Gladag Langen Bogan).[27] Taman Balekambang yang
sebelumnya terbengkalai juga diubah menjadi taman botani kecil yang dilengkapi
dengan fasilitas Wi-Fi. Ditambah lagi, Terminal Bus Tirtonadi diremajakan, sementara
Taman Tirtonadi di dekatnya dijadikan ruang terbuka.[27]
Jokowi juga membangun
dan meremajakan beberapa pasar, seperti Pasar Windujenar pada tahun 2010[50] dan Pasar Burung
Depok.[51] Pasar Windujenar
terletak tepat di kawasan Ngarsopuro yang turut disulap menjadi artistik dan
dilengkapi dengan ruang terbuka untuk masyarakat.[52] Kawasan ini
kemudian terhubung dengan Jalan Slamet Riyadi yang dipercantik dengan
keberadaan taman dan fasilitas internet gratis.[27] Jokowi juga
melancarkan penataan koridor city walk di kawasan Kapten Mulyadi dan
Mayor Kusmanto yang turut dilengkapi dengan fasilitas untuk pejalan kaki dan
taman kota.[51]
Di bawah kepemimpinan
Jokowi, pemkot Surakarta mendukung pengadaan toilet umum, hingga kota Solo
terpilih menjadi tuan rumah World Toilet Summit ke-13 pada tahun 2013.[53] Toilet umum
dibangun di beberapa tempat wisata seperti di Slamet Riyadi, Gladag Langen
Bogan, dan Kampung Batik Laweyan, dengan dana dari pemkot dan perusahaan swasta
yang mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan.[53]
Menurut Rushda Majeed
dalam studi kasusnya mengenai kota Solo, Jokowi telah memperbaiki kondisi
permukiman kumuh, meningkatkan layanan kesehatan, dan mereformasi pemerintahan
untuk meningkatkan efisiensi.[8] Ia juga membuka
proses keuangan untuk umum dan menyediakan one-stop service bagi mereka
yang hendak membuat izin bisnis atau izin-izin lainnya.[8]
Gubernur
DKI Jakarta
Jokowi diminta secara
pribadi oleh Jusuf Kalla
untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur
DKI Jakarta[54] pada Pilgub DKI tahun 2012.
Karena merupakan kader PDI Perjuangan, maka Jusuf Kalla meminta dukungan dari
Megawati Soekarnoputri, yang awalnya terlihat masih ragu. Sementara itu Prabowo
Subianto juga melobi PDI Perjuangan agar bersedia mendukung Jokowi sebagai
calon gubernur karena membutuhkan 9 kursi lagi untuk bisa mengajukan Calon
Gubernur.[55] Pada saat itu,
PDI Perjuangan hampir memilih untuk mendukung Fauzi Bowo dan Jokowi sendiri
hampir menolak dicalonkan.[56] Sebagai
wakilnya, Basuki T Purnama yang saat itu menjadi anggota DPR dicalonkan
mendampingi Jokowi dengan pindah ke Gerindra karena Golkar telah sepakat
mendukung Alex Noerdin sebagai Calon Gubernur.[57]
Pasangan ini awalnya
tidak diunggulkan. Hal ini terlihat dari klaim calon pertama yang diperkuat
oleh Lingkaran Survei Indonesia bahwa pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli
akan memenangkan pilkada dalam satu putaran.[58] Selain itu, PKS
yang meraup lebih dari 42 persen suara untuk Adang Daradjatun di pilkada 2007 juga mengusung Hidayat Nur Wahid yang
sudah dikenal rakyat sebagai Ketua MPR RI periode 2004-2009. Dibandingkan
dengan partai lainnya, PDIP dan Gerindra hanya mendapat masing-masing hanya 11
dan 6 kursi dari total 94 kursi, jika dibandingkan dengan 32 kursi milik Partai
Demokrat untuk Fauzi Bowo, serta 18 Kursi milik PKS untuk Hidayat Nur Wahid.[59] Namun LP3ES
sudah memprediksi bahwa Jokowi dan Fauzi Bowo akan bertemu di putaran dua.[60]
Hitung cepat yang
dilakukan sejumlah lembaga survei pada hari pemilihan, 11 Juli 2012 dan sehari
setelah itu, memperlihatkan Jokowi memimpin, dengan Fauzi Bowo di posisi kedua.[61] Pasangan ini
berbalik diunggulkan memenangi pemilukada DKI 2012 karena
kedekatan Jokowi dengan Hidayat Nur Wahid saat pilkada Wali Kota Solo 2010[62] serta pendukung
Faisal Basri dan Alex Noerdin dari hasil survei cenderung beralih kepadanya.[63]
Ia akan menjabat
selama lima tahun dan berakhir pada tahun 2017. Selama menjabat sebagai
gubernur, ia melancarkan berbagai program seperti Kartu
Jakarta Sehat,[64] Kartu
Jakarta Pintar,[65] lelang jabatan,[66] pembangunan Angkutan Massal Cepat (MRT)
dan Monorel,[67][68] pengembalian
fungsi waduk dan sungai,[69] serta penyediaan
ruang terbuka hijau.[70]
Pilkada
2012 putaran kedua
Potret Jokowi sebagai seorang
gubernur.
Jokowi berusaha
menghubungi dan mengunjungi seluruh calon,[71] termasuk Fauzi
Bowo,[72] namun hanya
berhasil bersilaturahmi dengan Hidayat Nur Wahid[73] dan memunculkan
spekulasi adanya koalisi di putaran kedua.[74] Setelahnya,
Fauzi Bowo juga bertemu dengan Hidayat Nur Wahid.
Namun keadaan
berbalik setelah partai-partai pendukung calon lainnya di putaran pertama malah
menyatakan dukungan kepada Fauzi Bowo.[75] Hubungan Jokowi
dengan PKS juga memburuk dengan adanya tudingan bahwa tim sukses Jokowi
memunculkan isu mahar politik Rp50 miliar.[76] PKS meminta isu
ini dihentikan,[77] sementara tim
sukses Jokowi menolak tudingan menyebutkan angka imbalan tersebut.[78] Kondisi
kehilangan potensi dukungan dari partai-partai besar diklaim Jokowi sebagai
fenomena "Koalisi Rakyat melawan Koalisi Partai".[79] Klaim ini
dibantah pihak Partai Demokrat karena PDI Perjuangan dan Gerindra tetap
merupakan partai politik yang mendukung Jokowi, tidak seperti Faisal Basri dan Hendrardji
yang merupakan calon independen.[80] Jokowi akhirnya
mendapat dukungan dari tokoh-tokoh penting seperti Misbakhun dari PKS,[81] Jusuf Kalla dari
Partai Golkar,[82] Indra J Piliang
dari Partai Golkar,[83] serta Romo Heri
yang merupakan adik ipar Fauzi Bowo.[84]
Pertarungan politik
juga merambah ke dunia media sosial dengan peluncuran Jasmev,[85] pembentukan media
center,[86] serta
pemanfaatan media baru dalam kampanye politik seperti Youtube.[87] Pihak Fauzi Bowo
menyatakan juga ikut turun ke media sosial, namun mengakui kelebihan tim sukses
dan pendukung Jokowi di kanal ini.[88]
Putaran kedua juga
diwarnai berbagai tudingan kampanye hitam, yang antara lain berkisar dalam isu SARA,[89] isu kebakaran
yang disengaja,[90] korupsi,[91] dan politik
transaksional.[92]
Menjelang putaran
kedua, berbagai survei kembali bermunculan yang memprediksi kemenangan Jokowi,
antara lain 36,74% melawan 29,47% oleh SSSG,[93] 72,48% melawan
27,52% oleh INES,[94] 45,13% melawan
37,53% dalam survei elektabilitas oleh IndoBarometer,[95] dan 45,6%
melawan 44,7% oleh Lembaga Survei Indonesia.[96]
Setelah pemungutan
suara putaran kedua, hasil penghitungan cepat Lembaga Survei Indonesia
memperlihatkan pasangan Jokowi - Ahok sebagai pemenang dengan 53,81%. Sementara
rivalnya, Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli mendapat
46,19%.[97] Hasil serupa
juga diperoleh oleh Quick Count IndoBarometer 54.24% melawan 45.76%,[98] dan lima stasiun
TV.[99] Perkiraan
sementara oleh metode Quick Count diperkuat oleh Real Count PDI Perjuangan
dengan hasil 54,02% melawan 45,98%,[100] Cyrus Network
sebesar 54,72% melawan 45,25%.[101] Dan akhirnya
pada 29 September 2012, KPUD DKI Jakarta menetapkan pasangan
Jokowi - Ahok sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI yang baru untuk masa
bakti 2012-2017 menggantikan Fauzi Bowo
- Prijanto.[102][103]
Sebelum dan sesudah
Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta, ia berjanji bahwa ia akan menambah 1000
unit bus Transjakarta, lalu ia bisa dihubungi wartawan 24 jam, bahwa ia akan
bekerja 1 jam di kantor dan sisanya tinjau pelayanan publik. Ia juga berkata
bahwa dirinya tidak akan menggusur Pedagang
Kaki Lima (PKL), dan juga akan membangun kampung susun yang bukan
apartemen; lalu ia akan memperbaiki sistem pendidikan dan kesehatan, memberikan
penghargaan ke semua ketua RT dan RW, dan ia juga menjanjikan akan menambah
ruang publik bagi remaja DKI.[104] Pada saat
terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, permasalahan mulai berdatangan, dan
semenjak musim hujan melanda Jakarta dan masalah macet tidak usai, publik DKI
mulai pesimis dan meragukan kemampuan Jokowi dalam mengatasi masalah ibukota.[105]
Pasca
Pilkada 2012
Setelah resmi menang
di perhitungan suara, Jokowi masih diterpa isu upaya menghalangi pengunduran
dirinya oleh DPRD Surakarta, namun dibantah oleh DPRD.[106] Menteri Dalam
Negeri Gamawan
Fauzi juga menyatakan akan turun tangan jika masalah ini terjadi,[107] karena
pengangkatan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta tidak dianggap melanggar
aturan mana pun jika pada saat mendaftar sebagai Calon Gubernur sudah
menyatakan siap mengundurkan diri dari jabatan sebelumnya jika terpilih, dan
benar-benar mengundurkan diri setelah terpilih.[108] Namun
setelahnya, DPR merencanakan perubahan terhadap Undang-Undang No 34 tahun 2004,
sehingga setalah Jokowi, kepala daerah yang mencalonkan diri di daerah lain,
harus terlebih dahulu mengundurkan diri dari jabatannya pada saat mendaftarkan
diri sebagai calon.[109]
Atas alasan
administrasi terkait pengunduran diri sebagai Wali Kota Surakarta dan masa
jabatan Fauzi Bowo yang belum berakhir, pelantikan Jokowi tertunda[110] dari jadwal
awal 7 Oktober 2012 menjadi 15 Oktober 2012.[111] Acara
pelantikan diwarnai perdebatan mengenai biaya karena adanya pernyataan Jokowi
yang menginginkan biaya pelantikan yang sederhana.[112] DPRD kemudian
menurunkan biaya pelantikan menjadi Rp 550 juta, dari awalnya dianggarkan Rp
1,05Miliar dalam Perubahan ABPD. Acara pelantikan juga diramaikan oleh pedagang
kaki lima yang menggratiskan dagangannya.[113]
Sehari usai
pelantikan, Jokowi langsung dijadwalkan melakukan kunjungan ke masyarakat.[114]
Pengambilalihan
Sumber Daya Air
Sebelum Jokowi,
pengelolaan air minum dilakukan oleh dua operator utama, Aetra (PT Thames PAM
Jaya) dan Palyja (PT PAM Lyonnaise Jaya). PT Aetra Air Jakarta mengelola,
mengoperasikan, memelihara sistem penyediaan air bersih, dan melakukan
investasi di wilayah timur Jakarta, sementara Palyja di bagian barat Jakarta.
Pemegang saham Aetra adalah Acuatico Pte Ltd dengan kepemilikan sebesar 95
persen dan PT Alberta Utilities sebesar 5 persen. Sementara Palyja melayani
pasokan air bersih ke wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, serta sebagian
wilayah Jakarta Utara dan Pusat. Palyja dimiliki Astratel sebesar 49 persen,
dan Suez Environment sebesar 51 persen. Keduanya memegang kontrak dengan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta untuk mengelola air di Jakarta.
Karena dianggap tidak
mampu menyediakan pelayanan yang prima, maka Jokowi dan Ahok sejak awal sudah
mengincar pengambilalihan pengelolaan air minum Jakarta agar lebih mudah
diawasi dan dikontrol, namun niat ini terganjal penalti yang harus dibayar oleh
pemerintah Pemprov jika memutus kontrak di tengah jalan.[115] Maka usaha
tersebut dilakukan dengan cara lain yaitu dengan membeli saham kedua perusahaan
tersebut melalui dua BUMD milik Pemerintah Provinsi, yaitu PT Pembangunan Jaya
dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Keduanya akan berusaha mengambil alih
kepemilikan saham Palyja dengan rencana PT Pembangunan Jaya akan membeli
sebanyak 51 persen saham Suez Environment, sedangkan PT Jakarta Propertindo
mengakuisisi 49 persen saham Astratel. Namun sayangnya Palyja masih berstatus
digugat oleh LBH karena usaha privatisasi air yang dianggap tidak sesuai dengan
Undang-Undang Dasar 1945, sehingga akuisisi ini masih menunggu keputusan
pengadilan [116]
Pada tanggal 10 April
2014, Jokowi menyatakan bahwa telah ditemukan titik terang pengambilalihan ini,
karena pemerintah provinsi telah menemukan kata sepakat dalam menguasai kembali
pengelolaan air minum. Kedua pihak merasa memiliki tujuan sama agar tidak
terjadi privatisasi sumber daya air, hanya caranya saja yang berbeda. Jika
pihak LBH dan LSM melalui gugatan hukum, maka Pemprov melakukan upaya
pengambilalihan secara business to business. "Positif, sudah ketemu
titiknya. Karena semangatnya sama. Tujuan sama agar pengelolaan air diambil
alih oleh pemerintah dalam hal ini BUMD kita," kata Jokowi, usai menggelar
pertemuan dengan koalisi di Balaikota DKI Jakarta.[117]
Setelah
pengambilalihan Palyja berjalan lancar, Pemprov DKI juga memberikan sinyal akan
mengambil alih Aetra dengan cara serupa.[118]
Peningkatan
upah minimum provinsi
Pada 24 Oktober 2012, terjadi unjuk rasa di Balaikota yang
dilakukan sekumpulan buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia.[119] Awalnya buruh
menuntut kenaikan UMP menjadi Rp 2,79 juta, yang ditanggapi ajakan dialog oleh
Basuki Tjahaja Purnama dengan perwakilan buruh. Akhirnya disepakati penggunaan
angka survei Kecukupan Hidup Layak bulan terakhir, dari sebelumnya yang
dirata-rata dari data Februari 2012 hingga Oktober 2012,[120] serta berbagai
poin lainnya sehingga menjadi 13 kesepakatan.[121]
Jokowi kemudian
menyerahkan penghitungan UMP yang layak kepada Dewan Pengupahan yang awalnya
memunculkan rekomendasi angka Rp1,9 juta. Namun sidang ini diganggu oleh
tindakan buruh yang memanggil kembali perwakilannya, sehingga angka ini baru
mewakili kepentingan pengusaha.[122] Akhirnya
disepakati oleh berbagai pihak bahwa Upah Minimum Provinsi sebesar Rp 2,2 juta
yang kemudian ditetapkan oleh Dewan Pengupahan.[123]
Jokowi melakukan
berbagai konsultasi, termasuk dengan Menakertrans Muhaimin Iskandar, Gubernur Banten, dan Gubernur
Jawa Barat untuk menentukan UMP yang tepat bagi buruh di DKI Jakarta
agar tidak mengalami ketimpangan dengan daerah penyangga, namun masih layak
untuk dinikmati pekerja.[124]
Protes kembali
terjadi pada akhir tahun 2013 karena buruh mendesak kenaikan kembali UMP
menjadi Rp 3,7 juta,[125] sementara
pengusaha menolak angka tersebut dan menginginkan angka Rp 2,29 juta. Akhirnya
diputuskan angka tengah sebesar Rp 2,44 juta. Buruh menolak karena Rp 3,7 juta
angka mati[125] dan sempat
mencap Jokowi dan Ahok sebagai Bapak Upah Murah[126] dan mengancam
akan menduduki Balai Kota selama berhari-hari, namun akhirnya demonstrasi bubar
dengan sendirinya dan UMP Rp 2,44 juta berlaku di DKI Jakarta sejak 1 November
2013[127]
Pembenahan
transportasi umum
Pada tanggal 10
Oktober 2013, Jokowi meresmikan pembangunan Angkutan Massal Cepat (MRT)
yang sebelumnya sempat tertunda selama bertahun-tahun.[67] Kemudian, pada
tanggal 16 Oktober 2013, Jokowi juga meresmikan pembangunan jalur hijau Monorel Jakarta sepanjang
sebelas kilometer.[68] Selain itu, pada
November 2013, Pemerintah Daerah DKI Jakarta berencana akan mengadakan seribu
bus untuk jalur Transjakarta.[128] Namun, beberapa
dari 656 bus yang dibeli dari Cina
didapati sudah berkarat, sehingga dicurigai ada kecurangan yang dilakukan oleh
pejabat Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta.[129] Sebagai
tanggapan terhadap masalah ini, Jokowi membebastugaskan Kepala Dishub DKI
Jakarta Udar Pristiono dan melantik Muhammad Akbar sebagai penggantinya.[130] Selanjutnya
pemesanan armada Transjakarta akan banyak melalui sistem E-Katalog, bukan lagi
lelang.
Pendirian
PT Transjakarta
Untuk memperbaiki
kualitas pelayanan dan armada Transjakarta, maka mulai 30 Desember 2013, PT
Transjakarta secara resmi disahkan. Dengan demikian posisinya berdiri sendiri
sebagai sebuah Badan Usaha Milik Daerah, tidak lagi dibatasi kewenangannya
sebagai Unit Pelaksana di bawah Dinas Perhubungan. Dengan menjadi perusahaan
tersendiri, Transjakarta diharapkan mampu bekerja lebih efisien, lincah, dan
fleksibel, termasuk saat pengadaan armada.[131]
Rencana
akuisisi Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD)
Sebelumnya, Pengangkutan Penumpang Djakarta atau PPD adalah BUMN
berbentuk Perusahaan Umum yang berada di bawah Kementrian Negara BUMN. Karena
dianggap memiliki banyak aset dan armada yang menguntungkan pengelolaan
transportasi, maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengajukan pengambilalihan
PPD, dengan salah satu syaratnya adalah pelunasan hutang PPD yang cukup besar,
Rp 170 Miliar. Namun Basuki Tjahaja Purnama menganggap pelunasan utang ini
sebanding dengan manfaat yang akan didapat oleh Pemprov DKI Jakarta. Sayangnya,
proses pengambilalihan ini berbelit karena pemerintah pusat tidak
memperlihatkan respon serius atas tawaran ini. Mentri BUMN, Dahlan Iskan sendiri
sebenarnya sudah menyetujui pengambilalihan ini.[132]
Pengandangan
Metromini dan Kopaja
Setelah banyaknya
kecelakaan yang menimpa Metromini
dan Kopaja, Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta mulai memperketat aturan mengenai fasilitas keselamatan minimal
yang dimiliki, antara lain rem, bodi keropos, speedometer, lampu, dan
kaca jendela. Jika tidak bisa menunjukkan fasilitas tersebut, maka bus sedang
tersebut dikandangkan.[133]
Tindakan pengandangan
ini mengundang protes dari supir Metromini yang merasa mata pencariannya
terancam. Pada 29 Agustus 2013, puluhan supir Metromini memarkirkan armadanya
di jalanan di depan Balaikota dan berdemo memprotes kewajiban peremajaan
angkutan. Selain itu Udar Pristono, Kepala Dinas Perhubungan saat itu, dianggap
menyakiti hati para supir karena membuat pernyataan bahwa Metromini sudah tidak
diperlukan lagi di Jakarta. Mereka menuntut armada yang dirazia dikembalikan,
namun ditolak.[134]
Para supir yang
merasa tidak didengarkan kemudian merusak pagar balaikota dan memecahkan kaca
Bus Kopaja dan Transjakarta. Karena keberingasannya, Gubernur dan Wakil
Gubernur menolak menemui dan mengomentari pengaduan mereka. Para pelaku pengrusakan
diancam dilaporkan ke polisi karena sudah mengarah kepada tindakan pidana.[135]
Peluncuran
bus tingkat wisata
Pada tanggal 24
Februari 2014, Jokowi meluncurkan bus tingkat wisata. Bus tingkat dengan
kapasitas 60 penumpang ini dapat dinikmati secara gratis dan dimaksudkan untuk
meningkatkan daya tarik Jakarta kepada wisatawan. Bus ini beroperasi setiap
hari dari pukul 09.00 hingga pukul 19.00 dengan rute dari Pasar Baru hingga Bundaran
Hotel Indonesia.[136]
Enam
ruas jalan tol dalam kota
Proyek enam ruas
jalan tol diwariskan sejak zaman Sutiyoso
dan Fauzi Bowo, namun baru mencapai peresmian kesepakatan antara pihak swasta
dengan Kementrian Pekerjaan Umum sesaat sebelum Fauzi Bowo mengakhiri masa
jabatannya, serta sudah ditentukan pemenang tendernya. Sehingga walaupun
ditentang banyak warga, dan Jokowi pernah menentang proyek ini, namun ia tidak
memiliki kewenangan untuk membatalkannya.[137][138]
Jokowi sempat
memperlambat eksekusi proyek ini dengan meminta masukan warga, pengamat, pakar,
Kementrian PU, investor, konsorsium pada 15 Januari 2013,[139] namun kemudian
Basuki Tjahaja Purnama mengumumkan bahwa tidak ada ada lagi istilah 6 ruas tol.
Yang ada adalah integrasi seluruh tol lingkar dalam Jakarta dan dilengkapi
dengan jalur bus layang.[140] Pihak swasta
menyetujui permintaan mengadakan fasilitas transportasi umum di sepanjang tol.[141]
Mobil
murah
Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2013, pemerintah pusat Indonesia berencana
mengembangkan program mobil murah. Joko Widodo menentang keras program ini
karena menurutnya program ini akan memperparah kemacetan di Jakarta.[142] Menurutnya,
yang sepatutnya digalakkan adalah pengadaan transportasi massal yang murah,
aman, dan nyaman.[142] Ia pun
menyurati Wakil
Presiden Republik Indonesia Boediono untuk
mempertanyakan kebijakan ini.[142]
Rotasi
jabatan
Selama dua tahun
menjabat, Jokowi melakukan banyak sekali pengubahan posisi birkorat. Di
antaranya lurah dan camat melalui lelang jabatan, serta wali
kota, kepala suku dinas dan dinas melalui pemberhentian dan penunjukan.[143]
Lelang
jabatan
Pada April hingga
Juni 2013, Jokowi menciptakan sistem baru dalam penempatan birokrasi, yaitu lelang jabatan. Dalam
sistem ini, setiap PNS diberi kesempatan yang sama untuk menduduki posisi yang
diinginkannya dengan memenuhi kualifikasi dan mengikuti tes. Hasil tes
diumumkan secara transparan dan pemerintah provinsi menempatkan PNS tersebut
sesuai prestasi dan kualifikasinya.[66]
Hal ini menimbulkan
kontroversi dengan adanya penolakan dari lurah dan camat yang posisinya
terganggu akibat seleksi ini. Salah satu yang menjadi sorotan adalah lurah
Warakas yang mengancam akan memperkarakan sistem lelang jabatan.[144] Ia awalnya
menolak mengikuti seleksi lelang jabatan ini, namun akhirnya berhasil mendapat
posisi di kelurahan Tugu Utara.[145]
Keefektifan lelang
jabatan menjadi pertanyaan setelah Basuki Tjahaja Purnama mengakui 60 persen
lurah hasil lelang jabatan tidak memuaskan.[146] Bahkan dalam
waktu satu tahun, lurah Ceger dan bendaharanya tertangkap melakukan mark-up
anggaran senilai Rp 450 juta dan kini menjadi tahanan Kejaksaan Negeri Jakarta
Timur.[147]
Polemik
Lurah Susan
Salah satu lurah yang
terpilih dalam proses lelang jabatan adalah Susan Jasmine Zulkifli. Ia terpilih
untuk menjabat di wilayah Lenteng Agung. Namun, penunjukkan lurah Susan
menuai protes dari beberapa orang karena lurah Susan beragama Kristen, yang dianggap
tidak sesuai dengan sebagian besar warga Lenteng Agung yang beragama Islam.[148] Kontroversi ini
semakin menguat setelah Menteri
Dalam Negeri Gamawan
Fauzi meminta Jokowi mempertimbangkan ulang pengangkatan lurah
Susan.[148] Namun, Jokowi
menegaskan bahwa ia tidak akan menurunkan lurah Susan atas dasar agama dan hanya akan mempertimbangkan kinerja
para lurah.[148]
Penggantian
kepala dinas
Jokowi tercatat
mengganti para kepala dinas di Jakarta. Yang paling disorot antara lain Udar
Pristono, Kepala Dinas Perhubungan DKI, Taufik Yudi Mulyanto, Kepala Dinas
Pendidikan DKI, dan Unu Nurdin Kepala Dinas Kebersihan DKI. Ketiganya
ditempatkan ke posisi baru dalam Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan
(TGUP2), bersama dengan empat orang lainnya.[149]
Banjir
tahunan Jakarta
Mewarisi kota yang
dilewati banyak sekali sungai dan posisi beberapa wilayah yang lebih rendah
dari permukaan laut, Jokowi dituntut bisa mengurangi bahkan menghilangkan
banjir dari Jakarta. Dengan terlambatnya pengesahan anggaran 2013, banjir
Jakarta memperlihatkan dampak besar bagi kehidupan kota tanpa diiringi
pencegahan dan penanganan maksimal.[150] Namun diakui
penanganan banjir ini lebih baik jika dibandingkan banjir tahun-tahun sebelumnya.[151]
Sepanjang tahun 2013,
proyek-proyek normalisasi dalam rangkaian JEDI (Jakarta Emergency Dredging
Innitiative) dilakukan intensif. Yang paling dikenal adalah pengembalian fungsi
Waduk Pluit, Waduk Ria Rio, dan Kali Pesanggrahan. Usaha ini menuai banyak
pujian, bahkan dari luar negeri.[69] Dengan
normalisasi ini, diakui oleh BPBD bahwa banjir 2014 lebih baik dibanding tahun
sebelumnya. Durasi banjir memang lebih lama karena puncak musim hujan yang
lebih panjang, namun luas genangan berkurang.[152]
Pengumuman
status darurat banjir
Dalam menghadapi
banjir tahunan Jakarta 2013 dan 2014, Jokowi mengumumkan status tanggap darurat
banjir yang memungkinkan Gubernur mengambil keputusan yang dianggap perlu untuk
mengatasi bencana.[153]
Rekayasa
cuaca
Untuk mengalihkan
jalur hujan yang melewati Jakarta, Pemprov DKI Jakarta bekerjasama dengan BNPB, TNI
Angkatan Udara, dan BPPT
melalui penaburan garam NaCl agar hujan turun jauh dari Jakarta. Pada tahun
2013 proyek ini cukup berhasil mengurangi curah hujan, namun pada tahun 2014
sedikit terhambat akibat lambatnya pengesahan APBD dan perbedaan pola curah
hujan dibanding tahun lalu.[154]
Pembenahan
saluran air
Melalui paket Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI),
Pemerintah Provinisi DKI Jakarta bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum
dan Bank Dunia melakukan perawatan atas sistem saluran air di Jakarta yang
berhubungan dengan kondisi banjir di Jakarta dengan total dana US$ 135.500.000.
Program ini sempat memanas karena Basuki Tjahajapurnama memprotes lambannya
program yang dirancang oleh Bank Dunia sehingga menuntut eksekusi lebih cepat.
Jika Bank Dunia tidak bersedia, ia mempersilakan Bank Dunia menarik bantuannya.
Permintaan ini dipenuhi oleh Bank Dunia.[155]
Kali dan waduk yang
menjadi target pembenahan melalui program JEDI antara lain Banjir Kanal Barat,
Cakung Drain, Cengkareng Drain, Kali Angke, Kali Cideng, Kali Kamal, Kali
Sunter, Kali Tanjungan, Kali Krukut-Kali Cideng-Tanah Sereal, Kali
Jelakeng-Kali Pakin-Kali Besar, Kali Ciliwung Gunung Sahari, Sodetan Sentiong
Sunter, Kali Grogol – Sekretaris, Waduk Pluit, Waduk Melati, Waduk Sunter
Utara, Waduk Sunter Selatan, dan Waduk Sunter Timur III, Situ Mangga Bolong,
Situ Babakan, Situ Rawa Dongkal dan Situ Cipondoh.[156]
Normalisasi
Waduk Pluit
Normalisasi Waduk
Pluit menandai perbaikan sistem pengendalian banjir di Jakarta. Ditandai dengan
pembongkaran sendiri hunian di bantaran oleh warga pada bulan Maret 2013.
Awalnya relokasi berjalan lancar. Namun kemudian sempat terjadi ketegangan
karena beberapa warga menolak dipindahkan, bahkan sampai memunculkan insiden pelaporan
ke Komnas HAM. Melalui diplomasi makan siang, beberapa warga mulai terbujuk dan
perlahan pindah ke berbagai rumah susun yang telah disiapkan.[157]
Normalisasi
Waduk Ria Rio
Normalisasi Waduk Ria
Rio juga sempat mendapat hambatan dari warga dan pemilik tanah akibat adanya
sengketa yang terjadi antara pemilik tanah dengan PT Pulomas Jaya. Warga sempat
melakukan blokir, namun dibujuk untuk mau secara sukarela pindah ke rumah susun
yang layak. Sementara untuk sengketa lahan, awalnya disepakati diselesaikan di
pengadilan, namun kemudian pemilik tanah memberi kesempatan negosisasi
penggantian harga lahan yang akan dikeruk sebagai waduk.[158]
Jokowi menjanjikan
akan membangun Opera House berkapasitas 9000 seluruhnya bertempat duduk di tepi
Waduk Ria Rio.[159]
Normalisasi
Waduk Tomang Barat
Waduk Tomang Barat
awalnya dipenuhi ledakan populasi eceng gondok yang
memperparah pengendapan dan sekaligus menggusur habitat alami yang sudah lebih
dulu ada di sana. Maka dari itu pada November 2013 Waduk Tomang Barat dikeruk
hingga kembali ke kedalaman yang seharusnya dan populasi eceng gondok
dihilangkan dengan biaya Rp 2 miliar.[160]
Normalisasi
Waduk Rawa Bambon
Waduk Rawa Bambon
awalnya hanya berupa rawa kecil di Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur,
yang sering tergenang saat hujan lebat terjadi di sekitar Jakarta Timur dan
selatan. Akibatnya warga sekitar terus-menerus mengalami banjir. Kemudian
Pemprov DKI Jakarta memutuskan waduk ini dikeruk hingga kedalaman 6 meter dan
dilengkapi taman seperti Waduk Ria Rio dan Pluit. Berbeda dengan Waduk Pluit
dan Ria Rio, lahan sekitar Waduk Rawa Bambon relatif tidak bermasalah sehingga
penuntasannya diharapkan bisa lebih cepat [161]
Normalisasi
Kali Pesanggrahan
Karena kecilnya
kapasitas dan buruknya pemeliharaan, hingga November 2012, Kali Pesanggrahan
masih meluap dan merendam 2 RT di Ulujami.[162] Sebenarnya pada
tahun Desember 2010 telah ditargetkan normalisasi kali dari debit 50 meter
kubik menjadi 115 meter kubik, namun masih terus tertunda akibat proses lelang
yang terlalu lama. Pada masa Agustus hingga Oktober 2010 tercatat Kali
Pesanggrahan telah tiga kali jebol akibat derasnya air dan sudah tuanya dinding
tanggul.[163]
Program normalisasi
Kali Pesanggrahan kembali dilanjutkan melalui Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI)[164] Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta dan Kementrian PU pada akhir tahun 2013 hingga 2014,[165] serta didukung
oleh proyek pembangunan sodetan Kali Pesanggrahan untuk meluruskan aliran kali
di sekitar ITC Cipulir,[166] serta
pembangunan waduk di sekitar Jakarta Selatan untuk menyimpan air di hulu agar
tidak membebani sungai-sungai di hilir Jakarta.[167][168]
Pengerjaan waduk
sempat terhenti karena keberatan warga atas nilai ganti rugi, namun
diselesaikan dengan perundingan langsung dengan Jokowi.[169]
Penataan
permukiman kumuh
Pembenahan permukiman
dilakukan melalui dua cara, yaitu relokasi ke rumah susun dan pembenahan
melalui program kampung deret.[170]
Kampung
deret
Program yang cukup
menonjol dari Jokowi adalah kampung deret. Program ini memberi kesempatan
kepada warga yang ingin memperbaiki kondisi rumahnya yang tidak layak dengan
syarat harus memiliki bukti kepemilikan tanah yang jelas. Daerah yang mendapat
bantuan Kampung Deret yang sering mendapat sorotan antara lain Tanah Tinggi,
Cipinang Besar Selatan, Petogogan, Semper Barat, dan Tambora. Pada 2013 lalu,
pembangunan Kampung Deret dilakukan di 26 titik. Sementara pada tahun 2014,
ditargetkan 70 Kampung Deret baru itu akan dimulai pada awal Juni 2014.[171]
Pembangunan
dan relokasi ke rumah susun
Rumah susun menjadi
solusi utama untuk relokasi dalam jumlah besar. Selama Banjir Jakarta 2013,
Warga Waduk Pluit, Waduk Ria Rio, dan Kali Pakin, misalnya, direlokasi antara
lain ke Rumah Susun Pinus Elok, Rumah Susun Marunda, Rumah Susun Tambora, dan
lainnya. Sementara pada tahun 2014, ditargetkan 100 rumah susun baru tahan
gempa untuk menampung relokasi lainnya.
Selain membangun
sendiri, Pemprov DKI Jakarta juga menerima hibah dari berbagai Kementrian
dengan syarat mau memperbaikinya.[172][173]
Relokasi
warga penghuni waduk
Setelah banjir
Jakarta 2013, diketahui bahwa waduk di Jakarta kesulitan menampung air karena
pendangkalan dan pendudukan warga. Pemprov DKI kemudian melakukan relokasi
secara bertahap terhadap warga yang antara lain menempati lahan waduk Pluit dan
Ria Rio.[174] Setelah melalui
berbagai bujukan, termasuk di antaranya makan bersama Gubernur,[175] akhirnya warga
bersedia dipindah sehingga waduk bisa dikeruk untuk menghadapi musim banjir
2014.[176]
Pembenahan
pendidikan dan kesehatan
Program besar yang
diluncurkan pada masa Jokowi untuk memperbaiki pendidikan dan kesehatan adalah Kartu
Jakarta Sehat dan Kartu
Jakarta Pintar. Kartu Jakarta Sehat sebenarnya adalah program
asuransi yang dibayarkan oleh pemprov sehingga memungkinkan masyarakat DKI
Jakarta mendapat pelayanan paling dasar tanpa harus mengeluarkan uang banyak, sementara
Kartu Jakarta Pintar adalah program terseleksi bagi murid yang tidak mampu agar
mampu membeli peralatan dan kebutuhan pendidikan.
Kartu
Jakarta Sehat
Program pertamanya
yang langsung mendapat apresiasi adalah Kartu Jakarta Sehat, yang bertujuan
mereformasi jaminan kesehatan di Jakarta. Sebelumnya, masyarakat miskin harus
mengurus banyak surat dan rujukan dengan birokrasi berbelit sebelum bisa
mendapat keringanan biaya kesehatan. Dengan Kartu Jakarta Sehat, masyarakat
bisa langsung mendapat layanan gratis di Puskesmas dan dirujuk ke Rumah Sakit
tertentu jika memerlukan perawatan lebih lanjut. Program ini ditangani oleh
Askes sebagai Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) yang telah resmi ditunjuk
oleh Undang-Undang.
Sejak diluncurkan
pada 10 November 2012,[64] Kartu Jakarta
Sehat mendapat banyak kritik dan masukan dari berbagai pihak. Misalnya anggota
Badan Anggaran DPRD DKI Johny Wenas yang takut KJS akan melanggar aturan dan
Perda karena masih ada program serupa sedang berjalan pada tahun 2012.[177] Saran lain
datang dari Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi yang menganggap DKI Jakarta harus
berupaya memperbaiki kurangnya infrastruktur, baik sumber daya manusia maupun
alat kesehatan, serta sistem rujukan agar pasien KJS bisa ditangani dengan baik
dan tepat waktu.[178]
Kontroversi terjadi
saat 16 Rumah Sakit swasta berniat mundur dari KJS karena ketidakjelasan sistem
paket INA-CBGS yang hendak diterapkan Kementrian Kesehatan dalam jaminan KJS.
Namun akhirnya hanya 2 Rumah Sakit yang menyatakan menghentikan layanan KJS
untuk mengevaluasi ulang. Sementara 14 Rumah Sakit lainnya setuju tetap
melanjutkan KJS setelah kesimpangsiuran ini dibicarakan bersama.[179] Namun, masalah
ini terlanjur berkembang menjadi konflik politik setelah beberapa anggota DPRD
mengancam akan menjadikan hal ini sebagai alasan pemakzulan terhadap Gubernur
dan Wakil Gubernur.[180]
Hingga 2014, Kartu
Jakarta Sehat terus berjalan dan mendampingi sistem penjaminan kesehatan baru
oleh BPJS.
Kartu
Jakarta Pintar
Dalam bidang
pendidikan, Jokowi meluncurkan Kartu Jakarta Pintar sejak awal masa jabatannya,
tepatnya 1 Desember 2012. Peluncuran perdana Kartu Jakarta Pintar dilakukan di
SMA Yappenda, Tanjung Priok, Jakarta Utara dan diluncurkan secara resmi oleh
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
Kartu ini membantu
biaya pendidikan bagi anak-anak yang tidak mampu di Jakarta, dengan syarat
tidak boleh digunakan untuk hal konsumtif.[65]
Razia
topeng monyet
Pada tanggal 22
Oktober 2013, Jokowi mendapat sorotan media internasional[181] dan dukungan
dari pecinta lingkungan[182] setelah
meluncurkan razia topeng monyet di Jakarta. Dalam razia ini, pawai topeng
monyet ditangkap namun diberikan uang pengganti Rp 1 juta asalkan bersedia memberikan
monyetnya untuk kemudian dipelihara dengan lebih baik di Ragunan.[183] Tidak hanya
dianggap sebagai praktik penyiksaan hewan, monyet-monyet ini terbukti 100
persen menderita cacingan dan dikhawatirkan terinfeksi penyakit berbahaya
lainnya sehingga mengancam kesehatan warga DKI Jakarta.[184]
Namun kritik juga
muncul akibat kebijakan ini, antara lain banyak hal penting lainnya menyangkut
kesejahteraan warga yang harus diprioritaskan dibanding mengurusi monyet,[185] serta
kekhawatiran pawang monyet tidak mendapat bekal yang layak untuk berganti
profesi.[186]
Pembangunan
RSUD Pasar Minggu
Guna mengantisipasi
pengguna KJS dan BPJS yang membuat antrian panjang di berbagai rumah sakit di
Jakarta, Jokowi memulai pembangunan Rumah Sakut Umum Daerah di Pasar Minggu.
Rumah sakit ini berkapasitas 400 tempat tidur. Delapan puluh persen bisa
dimanfaatkan oleh pengguna Kartu Jakarta Sehat. Rumah Sakit ini akan berfokus
kepada usaha perawatan penderita kanker, pasien anak, dan lansia. Untuk itu,
akan disiapkan 20 unit neonatal intensive care unit (NICU) untuk bayi dan 20
unit pediatric intensive care unit (PICU).[187]
Peresmian Rumah Sakit Pekerja
Untuk mendukung
pelayanan kesehatan para pekerja di sekitar Kawasan Berikat Nusantara, dibangun
rumah sakit umum yang dikhususkan bagi para pekerja. Rumah sakit ini diresmikan
SBY bersama Jokowi, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menkes Nafsiah Mboi, Menakertrans Muhaimin Iskandar, dan
Presiden Direktur Kawasan Berikat Nusantara Sattar Taba, pada tanggal 8 April
2014. Rumah sakit ini berkapasitas 9.000 meter persegi, terdiri atas 8 lantai,
dan jumlah tempat tidur yang tersedia 184 tempat tidur. Fasilitas yang
disediakan antara lain pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, mulai dari
rawat jalan, unit gawat darurat, unit rawat intensif, bedah sentral, ruang
radiologi, ruang CSSD, laboratorium, poliklinik, medical check up,
fisiotherapy, dan kamar jenazah. Rumah sakit ini dibangun dengan dana CSR BUMN
dan Pemerintah DKI Jakarta memiliki 26% saham di rumah sakit ini.[188][189]
Jakarta
sebagai Kota Festival
Jokowi berharap bisa
menjadikan brand Jakarta sebagai kota festival. Karena itu berbagai perayaan
dan festival dirayakan di Kota Jakarta, bahkan hingga menutup jalanan dari
kendaraan bermotor selama satu hari penuh. Total sebanyak 97 festival diadakan
selama 2013 di Jakarta.[190]
Jakarta
Night Festival
Mulai tahun baru 2013
dan 2014, dengan konsep menjadikan Jakarta sebagai kota festival, Jokowi
meluncurkan Jakarta Night Festival. Dalam perayaan tahun baru ini jalan utama
di Jakarta ditutup total dari kendaraan bermotor dan disediakan berbagai
panggung kesenian, pertunjukan, serta kesenian tradisional.[191] Model ini
kemudian ditiru oleh kota-kota besar lainnya, seperti Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta.[192]
Pesta
rakyat
Pada Juni 2013,
Jokowi mencoba mengembalikan fungsi Pekan
Raya Jakarta (PRJ) sebagai pesta rakyat dengan mengadakan beberapa
festival di pelataran Monas, seperti Festival
Kampung Jakarta pada 15-16 Juni 2013. PRJ dianggap sudah melenceng dari niatan
awalnya karena cenderung dikunjungi oleh golongan menengah ke atas. Media
menjuluki upaya Jokowi ini sebagai "PRJ tandingan". Namun, Basuki
Tjahaja Purnama menampik hal tersebut dan menyatakan bahwa pesta rakyat bukan
dimaksudkan untuk menyaingi PRJ.[193][194]
Festival
Keraton Sedunia
Pada tanggal 5-8
Desember 2013, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Forum Silaturahmi Keraton
Nusantara menggelar Pergelaran Agung Keraton Sedunia, 5-8 Desember. Acara ini
menampilkan parade berbagai kostum dan kendaraan dari berbagai keraton dan
kerajaan berbagai penjuru dunia, termasuk Brunei Darussalam. Menurut rencana,
acara tersebut diikuti 165 keraton Nusantara dan 10 utusan kerajaan mancanegara
serta dimeriahkan oleh parade kereta kencana dan dihibur 1.000 atraksi seniman.[195]
Pembenahan
tata kota
Beratnya permasalahan
Jakarta dimulai dari masalah tata ruang yang tidak dipedulikan selama puluhan
tahun. Diawali dengan pengesahan RDTR, pembenahan pengurusan IMB, dan
pengelolaan ruang terbuka hijau, dan pembenahan pasar dan pedagang kaki lima,
Jokowi mulai membenahi masalah mendasar di Jakarta.[196]
Pengesahan
rencana detail tata ruang
Rencana Detail Tata Ruang
DKI Jakarta sebenarnya telah disusun sejak masa Fauzi Bowo, namun pengesahannya
terhambat. Salah satu masalahnya adalah sosialisasi ke masyarakat belum
dilakukan. Karena itu, Basuki Tjahajapurnama menuntut RDTR dibagikan kepada masyarakat
melalui kelurahan setempat agar bisa mendapat masukan bersama.[197] Para akademisi
dan LSM juga diundang untuk ikut memberi pandangan masing-masing mengenai RDTR
tersebut.[198]
Pada tanggal 11
Desember 2013, RDTR dan Peraturan Zonasi DKI Jakarta disahkan dan berlaku
hingga 2030. Salah satu anggota DPRD dari PPP, Maman Fiermansyah, sempat
melakukan walkout karena merasa pengesahan Perda RDTR dan PZ dipaksakan.
Namun rekannya, Mohamad Sanusi, menyatakan sikap Maman akibat ia sendiri tidak
memahami RDTR karena tidak pernah hadir saat pembahasan.[199]
Hal menonjol dari
RDTR DKI Jakarta adalah amanat penambahan 6 persen Ruang Terbuka Hijau dan
adanya ruang khusus bagi pedagang kaki lima di ruang publik yang penetapannya
ditentukan oleh Gubernur, serta kewajiban bagi setiap gedung perkantoran,
perdagangan serta jasa di Jakarta yang berada di zona campuran menyediakan 5
persen ruang dari luas lantai fungsi perdagangan dan jasa yang ada untuk sektor
informal UKM. Diharapkan dengan kewajiban ini, pemilik gedung memfasilitasi
pedagang makanan dimasukkan sebagai bagian dari gedung, sehingga tidak lagi
memenuhi jalanan di belakang gedung.[200]
Pembenahan
pasar dan pedagang kaki lima
Aksi paling dikenal
dari Jokowi dalam menertibkan pedagang kaki lima adalah di Pasar Minggu dan Pasar Tanah Abang. Jika di
Pasar Minggu pedagang dipindahkan ke Lokasi Binaan PKL Pasar Minggu, maka di
Blok G pedagang dipindahkan ke Blok G Tanah Abang. Awalnya pedagang mengeluh
sepinya pengunjung, namun berbagai fasilitas Blok G terus dilengkapi antara
lain eskalator, undian berhadiah mobil, hingga fasilitas wifi gratis.[201]
Sebanyak lima pasar
tradisional dibangun dan direnovasi dengan fasilitas memadai selama tahun 2013,
antara lain Pasar Manggis, Pasanggrahan, Kebon Bawang, Kebon Duri, dan Nangka
Bungur. Para pedagang dibebaskan dari sewa, namun harus turut memelihara pasar
dan menaati aturan untuk tidak mengalihkan sewa atau menjual kiosnya ke pihak
lain. Pedagang hanya akan dikenakan biaya perawatan, listrik, dan air saja.[202]
Pada tahun 2014,
sebanyak empat pasar tradisional lainnya juga telah selesai, antara lain Pasar
Kramat Jati, Pasar Ciplak, dan Pasar Grogol, dari total 14 pasar yang akan
dibenahi.[203][204]
Izin
Mendirikan Bangunan dengan sistem daring
Jika sebelumnya pengurusan
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sarat praktik percaloan dan suap, sehingga
mengacaukan tata kota, maka sejak 1 Februari 2014, IMB bisa diurus dari
internet. Hal ini menyingkat waktu pengurusan IMB dari setengah bulan menjadi
cukup 7 hari saja. Pengurusan bisa dilakukan dari rumah, warnet, atau tempat
kerja.[205]
Namun sebagai imbal
baliknya, Jokowi menuntut warga agar segera mengurus IMB masing-masing karena
prosesnya sudah dipermudah. Jika tidak juga memiliki IMB, bangunan-bangunan
liar akan segera dirubuhkan.[206]
Pembenahan
taman, hutan kota, dan ruang terbuka hijau
Joko Widodo bersama Direktur
Eksekutif Greenpeace Kumi Naidoo,
Kepala Greenpeace Indonesia Longgena Ginting, dan Direktur Eksekutif Greenpeace
Asia Tenggara Von Hernandez di Pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta.
Berbagai taman, hutan
kota, dan ruang terbuka hijau baru maupun hasil perbaikan ikut menghijaukan
Jakarta. Salah satu yang cukup menonjol adalah Taman Kota Waduk Pluit, Taman
Kota Waduk Ria Rio, Taman Vertikal Tugu Tani, dan Taman Mataram. Ditargetkan
Ruang Terbuka Hijau Jakarta meningkat 16 persen dari target yang diamanatkan
RDTR sebesar 6 persen peningkatan. Selain itu hanya diperbolehkan 40 persen lahan
Jakarta untuk gedung tinggi, sementara 60 persen sisanya berupa ruang terbuka
hijau yang bisa diakses oleh publik.[70]
Reformasi
keuangan dan anggaran
Selama masa pemerintahan
Jokowi di DKI Jakarta, APBD DKI Jakarta terus meningkat dari awalnya Rp 41
Triliun pada 2012, menjadi Rp 72 Triliun pada 2014, atau sebesar 31 Triliun
hanya dalam dua tahun.[207][208] Hal ini
dilakukan dengan mempermudah dan transparansi paja, efisiensi pengeluaran, e-catalog
dan e-budgetting.
Penyerapan APBD 2013
yang awalnya diprediksi di angka 97%, terwujud di 84,5% dan menghasilkan SiLPA
Rp7 Triliun untuk digunakan pada tahun 2014.[209] Dana berlebih
ini ditetapkan dalam RAPBD 2014, Rp 2,5 triliun yang pertama dialokasikan untuk
penanganan kemacetan Kota Jakarta melalui pembelian ribuan bus Transjakarta dan
reguler. Dan Rp 2,5 triliun selanjutnya untuk penanganan banjir dan
mengoptimalkan lima rumah pompa yang ada di Jakarta. Salah satunya adalah
dengan mendukung percepatan pembangunan Waduk Ciawi, dengan menganggarkan
sebesar Rp 200 miliar untuk pembebasan tanah.[210]
Kepresidenan
Pencalonan
awal
Setelah terpilih
sebagai Gubernur DKI Jakarta, popularitas Jokowi melejit berkat rekam jejaknya
yang baik dan pendekatannya yang membumi dan pragmatis, seperti yang
ditunjukkan melalui program "blusukan" untuk memeriksa keadaan di
lapangan secara langsung.[10] Akibatnya,
Jokowi merajai survei-survei calon presiden dan menyingkirkan kandidat lainnya,[13] sehingga muncul
wacana untuk menjadikannya calon presiden.[12] Namun, selama
berbulan-bulan wacana tersebut menjadi tidak pasti karena pencalonan Jokowi di PDIP harus disetujui oleh Ketua Umum PDIP Megawati
Soekarnoputri, dan ia menegaskan baru akan menentukan calon setelah pemilihan umum legislatif pada bulan April.[14]
Namun, pada tanggal
14 Maret 2014, Megawati akhirnya menulis langsung surat mandat kepada Jokowi
untuk menjadi calon presiden, dan Jokowi mengumumkan bahwa ia bersedia dan siap
melaksanakan mandat tersebut untuk maju sebagai calon presiden Republik
Indonesia dalam pemilihan umum presiden Indonesia 2014.[211] Ia juga
mengungkapkan kesiapannya sembari mengucap "bismillah" dan mencium
bendera merah putih di rumah Si Pitung.[211] Selepas
pengumuman ini, indeks IHSG melesat 152,47 poin
menjadi 4.878,64,[212] sementara nilai
tukar rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat menguat hingga angka 11,386.[213] Pencalonan
Jokowi juga diperkirakan dapat mendongkrak suara PDIP hingga 30% dalam pemilu
legislatif.[214] Namun, hasil
hitung cepat menunjukkan bahwa suara PDIP gagal mencapai 20%.[215]
Lima hari setelah
deklarasinya, pada tanggal 19 Maret
2014 Joko Widodo digugat oleh Tim Advokasi
Jakarta Baru di Pengadilan
Negeri Jakarta
Pusat. Ia dinilai melanggar hukum perdata karena
meninggalkan jabatannya sebagai gubernur sebelum merealisasikan janji-janjinya
untuk melaksanakan program kerakyatan.[216] Namun, Menteri
Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengkonfirmasi bahwa pencapresan Jokowi tidaklah
melanggar hukum. Ia berhak maju dan akan dengan mudah mendapat izin dari
Presiden tanpa harus mengundurkan diri karena sudah diatur dalam Undang Undang
No 47 Tahun 2008 mengenai Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Seorang kepala
daerah yang hendak maju dalam Pemilihan Presiden harus mengajukan surat
permintaan izin kepada Presiden dan Gamawan Fauzi tidak merasa memiliki alasan
untuk menghalanginya.[217]
Pada tanggal 19 Mei
2014, Jokowi mengumumkan bahwa Jusuf Kalla akan menjadi
calon wakil presidennya.[218] Pengumuman
sekaligus deklarasi tersebut berlangsung di Gedung Joeang 45 di Menteng, Jakarta.[218] Pencalonan
tersebut didukung oleh koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai NasDem, Partai
Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura.[218] Pada hari yang
sama, Jokowi dan Jusuf Kalla secara resmi mendaftar di Komisi
Pemilihan Umum.[219]
Menjelang pemilihan
umum presiden, terdapat berbagai macam kampanye hitam yang dialamatkan kepada
Jokowi, seperti isu capres boneka,[220] keislaman
Jokowi yang diragukan,[221] tuduhan bahwa
Jokowi adalah orang Tionghoa
yang merupakan putra dari Oei Hong
Leong,[222] hingga klaim
bahwa ia adalah antek asing dan bahkan zionis.[221]
Visi
dan misi kampanye
Dalam dokumen yang
diberikan kepada Komisi Pemilihan Umum, visi misi Jokowi-Jusuf Kalla diberi
judul "Jalan Perubahan untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian'". Visi misi tersebut dimulai dengan memaparkan tiga masalah
utama bangsa, yaitu "merosotnya kewibawaan negara", "melemahnya
sendi-sendi perekonomian nasional", dan "merebaknya intoleransi dan
krisis kepribadian bangsa". Selanjutnya, mereka menyatakan akan
menggunakan Pancasila dan Trisakti sebagai panduan.
Dokumen sepanjang 42 halaman tersebut kemudian merincikan visi, misi, dan
program yang akan mereka jalankan bila terpilih sebagai presiden dan wakil
presiden, dengan 12 agenda strategis untuk mewujudkan kedaulatan politik
Indonesia, 16 agenda strategis untuk kemandirian ekonomi, dan 3 agenda
strategis untuk Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan, dengan 9 agenda
di antaranya menjadi agenda prioritas.[223] Sementara itu,
dalam dialog langsung dengan presenter Metro TV Prisca Niken pada
malam tanggal 24 Mei 2014, Jokowi juga menyatakan bahwa visi misinya adalah
"revolusi mental dari negativisme menjadi positivisme", karena
menurutnya Indonesia seringkali tidak percaya diri dalam menghadapi tantangan
zaman walaupun Indonesia adalah negara yang besar.[224]
Di media, Joko Widodo
pernah menyatakan bahwa kebijakan ekonomi Indonesia perlu
difokuskan pada dua sektor, yaitu pertanian dan energi.[225] Menurutnya,
"ke depan, kita sebagai perusahaan, korporasi, atau negara sebaiknya punya
program utama, apa yang mau kita fokuskan. Negara kita hanya ada dua yang
harusnya kita fokuskan: pertanian, sehingga terjadi kedaulatan pangan; dan
kedua, energi".[225] Jokowi
berpendapat bahwa kebijakan pertanian Indonesia tidak maksimal karena
pemerintah tidak mengoptimalkan kebijakan pada sektor pertanian dan kelautan.[225] Ia juga
meyakini bahwa alokasi anggaran untuk perguruan
tinggi dan penelitian pertanian perlu ditingkatkan untuk menuai hasil yang
optimal.[225]
Jokowi juga
menyatakan bahwa Indonesia perlu menghentikan impor sapi dan mulai beralih menjadi produsen untuk
mencapai swasembada sapi. Namun, ia tidak memaparkan bagaimana pembatasan impor
sapi dapat menstabilkan harga daging sapi di pasaran atau bagaimana pemerintah
seharusnya menggenjot produksi daging sapi nasional.[226]
Perihal pendidikan, Jokowi
mengatakan bahwa pendidikan adalah modal dasar pembangunan manusia.[227] Menurutnya,
revolusi mental perlu diawali dari dunia pendidikan. Maka dari itu, ia mengusulkan
agar di Sekolah
Dasar 80 persen pendidikan karakter, sementara 20 persen untuk
pengetahuan. Jokowi juga mengungkapkan bahwa di Sekolah
Menengah Pertama jatah untuk pendidikan karakter diturunkan menjadi
60% dan pengetahuan dinaikkan menjadi 40%, sementara di Sekolah
Menengah Atas, pendidikan karakter menjadi 20%, dan pengetahuan
menjadi 80%.[228]
Untuk meningkatkan
efektivitas, mengurangi biaya, dan mengatasi masalah kesenjangan harga antara
pulau Jawa dengan pulau-pulau lainnya, Jokowi memiliki visi untuk membangun
"tol laut", yaitu pengadaan kapal-kapal besar pengangkut barang ke
seluruh pelosok Indonesia, dengan intensitas keberangkatan setiap hari. Ia juga
mengungkapkan niatnya untuk membangun rel kereta api ganda di setiap pulau di
indonesia.[229]
Pelantikan
Agama
Jokowi memeluk agama Islam dan bercerita bahwa ia pertama kali naik
haji pada tahun 2003, dan sesudahnya umrah minimal empat kali.[230] Namun,
menjelang pemilihan umum presiden 2014, muncul berbagai tudingan yang
mempertanyakan keislaman Jokowi, sehingga pada tanggal 24 Mei 2014 Jokowi
menyatakan bahwa ia adalah bagian dari "Islam yang rahmatan lil alamin,
Islam yang hidup berketurunan dan berkarya di negara RI yang memegang teguh UUD
45."[231] Ia juga
menyatakan bahwa ia bukan bagian dari kelompok Islam yang "sesuka hatinya
mengafirkan saudaranya sendiri", "menindas agama lain",
"arogan dan menghunus pedang di tangan dan di mulut", "suka
menjejerkan fustun-fustunnya", "menutupi perampokan hartanya,
menutupi pedang berlumuran darah dengan gamis dan sorban", atau
"membawa ayat-ayat Tuhan untuk menipu rakyat".[231]
Penghargaan
Atas prestasinya,
oleh Majalah Tempo, Joko Widodo
terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008".[232] Kebetulan di
majalah yang sama pula, Basuki Tjahaja Purnama, atau akrab dengan panggilan
Ahok pernah terpilih juga dalam "10 Tokoh 2006" atas jasanya
memperbaiki layanan kesehatan dan pendidikan di Belitung Timur. Ahok kemudian
menjadi pendampingnya di Pilgub DKI tahun 2012.[233]
Ia juga mendapat
penghargaan internasional dari Kemitraan Pemerintahan Lokal Demokratis Asia
Tenggara (Delgosea) ini atas keberhasilan Solo melakukan relokasi yang
manusiawi dan pemberdayaan pedagang kaki lima.[234]
Pada tanggal 12
Agustus 2011, ia juga mendapat penghargaan Bintang Jasa Utama untuk prestasinya
sebagai kepala daerah mengabdikan diri kepada rakyat.[235] Bintang Jasa
Utama ini adalah penghargaan tertinggi yang diberikan kepada warga negara
sipil.[236] Pada Januari
2013, Joko Widodo dinobatkan sebagai wali kota terbaik ke 3 di dunia atas
keberhasilannya dalam memimpin Surakarta sebagai kota seni dan budaya, kota
paling bersih dari korupsi, serta kota yang paling baik penataannya.[237] Oleh KPK, dia
diberi penghargaan atas keberaniannya melaporkan berbagai barang gratifikasi
yang diterima.[238]
Atas kemampuannya
mensosialisasikan program-progam pemerintah sehingga mendapat dukungan
masyarakat banyak, ia diganjar sebagai Marketer of The Year 2012 oleh Markplus
Conference 2013, Marketing: Into Innovation and Technology.[239]
Gaya
kepemimpinan
Jokowi dikenal akan
gaya kepemimpinannya yang pragmatis dan membumi. Ia seringkali melakukan
"blusukan" atau turun langsung ke lapangan untuk melihat langsung
permasalahan yang ada dan mencari solusi yang tepat. "Blusukan" juga
dilakukan untuk menemui langsung warga dan mendengar keluh kesah mereka. Gaya
yang unik ini dijuluki The
New York Times sebagai "demokrasi jalanan".[240] Jokowi juga
dianggap unik dari pemimpin lainnya karena tidak sungkan untuk bertanya
langsung kepada warga dan mendekati mereka bila akan melancarkan suatu program.[241] Namun, gaya ini
juga menuai kritik. Misalnya, ketua Dewan
Perwakilan Daerah Irman
Gusman menyatakan bahwa "blusukan" hanya menghabiskan
waktu dan energi, sementara yang dibutuhkan adalah kebijakan langsung dan bukan
sekadar interaksi.[242] Anies Baswedan juga menilai
"blusukan" merupakan pencitraan belaka tanpa memberikan solusi.[243]
Selain
"blusukan", kepemimpinan Jokowi juga dikenal akan transparansinya. Misalnya,
Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama sama-sama mengumumkan jumlah gaji bulanan dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kepada
umum.[244][245] Ia juga memulai
sejumlah program yang terkait dengan transparansi seperti online tax, e-budgeting,
e-purchasing, dan cash management system.[244] Selain itu,
semua rapat dan kegiatan yang dihadiri oleh Jokowi dan Basuki direkam dan
diunggah ke akun "Pemprov DKI" di YouTube.[246]
Gaya
kampanye
Gaya berkampanye
Jokowi untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta menekankan pendekatan langsung kepada
masyarakat dengan mendatangi mereka langsung daripada mengumpulkan orang di
lapangan.[247] Jokowi
mengklaim bahwa ia menghindari pemasangan spanduk, poster, stiker, dan baliho
di taman kota atau jalan karena menurutnya dapat mengotori kota, sehingga ia
secara langsung mencopot spanduk di depan bioskop Megaria, Jalan Diponegoro.[248] Selama kampanye
pilkada Jakarta, Jokowi juga dikenal akan baju kotak-kotaknya, yang menurutnya
dibeli satu jam sebelum berangkat ke Komisi Pemilihan Umum Daerah
dan dikatakan mewakili "warna-warni Jakarta yang harus diakomodasi".[249]
Salah satu kekuatan
Jokowi dalam berkampanye adalah penggunaan media sosial. Selama
kampanye pilkada Jakarta, ia meluncurkan Jasmev atau Jokowi Ahok Social Media
Volunteer, yang merupakan jaringan antar kelompok sukarelawan tanpa
bayaran.[85] Selain itu,
Jokowi juga membentuk media center[86] dan mampu
memanfaatkan Youtube sebagai wadah
kampanye baru.[87] Pihak Fauzi Bowo
sendiri mengakui keunggulan Jokowi di kanal ini.[88]
Berdasarkan hasil
audit Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta pada Agustus 2012, pemasukkan dana
kampanye pasangan Jokowi-Basuki tercatat sebesar Rp 16,31 miliar, sementara
pengeluarannya mencapai Rp 16,09 miliar.[250] Sebagian besar
dana dialokasikan untuk spanduk, alat peraga, dan bahan kampanye, dengan biaya
penyebaran bahan kampanye sebesar Rp 4,2 miliar, alat peraga sebesar Rp 2,6
miliar, dan rapat umum sebesar Rp 2,1 miliar.[250] Biaya iklan
cetak sendiri tercatat sebesar Rp 729 juta, sementara biaya iklan radio
mencapai Rp 516 juta.[250] Jokowi
mengklaim bahwa sebagian besar dana digunakan untuk kampanye "murah"
dengan sasaran rakyat kecil.[250] Sebagai
perbandingan, pengeluaran kampanye Fauzi Bowo tercatat sebesar Rp 62,57 miliar,
sementara pemasukkan dana kampanyenya mencapai Rp 62,63 miliar.[250]
Lagu kampanye
pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mendapat perhatian media
internasional. Dua wartawan asal Indonesia, Eveline Danubrata dan Heru
Asprihanto menulis artikel yang dipublikasikan Reuters. Artikel tentang lagu
kampanye Jokowi-JK tersebut berjudul Give us jobs, not rock songs, say
Indonesia's young voters.[251]
Citra
politik
Berkat kampanyenya
selama pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012 yang
menjanjikan "Jakarta Baru", ia melejit menjadi tokoh nasional yang
dikenal bersih, merakyat, dan mampu menyelesaikan masalah.[252] Popularitasnya
meroket hingga ia merajai survei-survei calon presiden seperti yang digambarkan
pada tabel berikut:
Namun, menjelang
pemilihan umum presiden Indonesia 2014, dugaan keterlibatan Joko Widodo dalam
kasus TransJakarta dikatakan mengganjal elektabilitas Joko Widodo.[253] Selain itu,
akibat gencarnya kampanye hitam, menurut Saiful Mujani Research and Consulting
tren kesukaan masyarakat terhadap Jokowi menurun hingga 8% sampai April 2014.[254]
Sorotan
media internasional
Jokowi pun mendapat
sorotan dari media internasional seperti media India bernama The Hindu yang meliput
fenomena Jokowi ala India,[255][256] media Amerika Serikat bernama The
New York Times yang meliput fenomena kepemimpinan turun ke
bawah,[257][258] media Australia bernama The
Sydney Morning Herald,[259] media Thailand bernama Bangkok Post,[260] serta media Jepang bernama Asahi Shimbun.[261]
Joko Widodo
mendapatkan berbagai julukan dari berbagai media internasional seperti Obama
dari Jakarta oleh BBC, Mr. Fix oleh The
Economist, dan The Man of Madras Shirt oleh TIME.[262]
Mantan tim sukses
Jokowi diduga terlibat dalam kasus busway berkarat, dan bahkan keluarga Jokowi
dituduh menerima aliran dana busway berkarat; namun, Jokowi membantah hal
tersebut,[263][264][265] dan Jaksa Agung
Basrief Arief menegaskan bahwa kasus ini "belum atau boleh dikatakan tidak
menyangkut kepada Jokowi".[266] Jokowi juga
dikritik karena tidak mematuhi janjinya untuk menyelesaikan masa jabatannya
sebagai gubernur Jakarta,[267] walaupun Jokowi
sendiri menyatakan bahwa bila ia menjadi presiden, akan lebih mudah mengurus
Jakarta karena memiliki wewenang terhadap proyek pemerintah pusat di ibukota.[268] Ada anggapan
bahwa Jokowi termasuk gagal mengatasi banjir dan macet.[269][270] Anggapan bahwa
Jokowi gagal dalam mengatasi banjir dan macet di Jakarta membuat popularitasnya
menurun.[271] Data dari BPS
juga menunjukkan angka kemiskinan di Solo naik saat Jokowi menjadi walikota
Solo.[272] Melesatnya
popularitas Jokowi juga dikritik sebagai pengaruh media yang kerap menonjolkan
kebaikan Jokowi sementara kelemahannya ditutupi.[273][274] Selain itu,
Jokowi didapati menaiki pesawat jet pribadi untuk berkampanye dari Banjarmasin ke Kota Malang, yang dianggap
bertentangan dengan gaya hidup sederhana.[275] Sementara itu,
Guru Besar Ekonomi Universitas
Indonesia Taufik Bahauddin mengkhawatirkan kontroversi yang terjadi
pada pemerintahan Megawati seperti skandal BLBI, penjualan BUMN, penjualan kapal tanker VLCC Pertamina dan penjualan gas
murah ke China akan terulang pada
pemerintahan Jokowi.[276]
Kemunculan nama
Jokowi pada soal Ujian
Nasional[277] dan kedatangan
Jokowi di kampus ITB[278] juga menuai
kontroversi karena dinilai sebagai tindakan politisasi.
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut